Assaamualaikum.
Selama ini, kita tentu sudah tau apa itu Android. Yaitu, sebuah sistem operasi yang dikenal sebagai sistem operasi smartphone yang canggih, banyak fitur serta banyak aplikasi hiburan dan game yang dapat membantu membuang rasa jenuh yang menghampiri.
Android bahkan bisa dijalankan pada sebuah komputer dan cukup populer karena pengguna akhirnya dapat bermain game favoritnya dengan layar lebar, bahkan, semakin hari, Android menjadi semakin canggih dengan fitur-fitur baru yang selalu ditambahkan pada setiap rilisnya.
Meski Android adalah sistem operasi yang canggih, namun Android hanya dikenal sebagai sistem operasi hiburan untuk smartphone sehingga Android selalu dipandang sebelah mata. Padahal, Android dapat mengerjakan pekerjaan yang kompleks dan berat seperti misalnya, untuk menangani dokumen office, mendisain objek mekanikal 3D sampai membuat film animasi bahkan dengan menggunakan aplikasi desktop semacam Blender.
Ya, semua itu bisa dilakukan dengan Android apalagi dengan spesifikasi smartphone zaman sekarang yang cukup tinggi. RAM dan storage yang besar, CPU yang kencang, dan layar beresolusi tinggi serta gambar yang tajam.
Yah,… meskipun untuk menikmati itu semua, diperlukan pengaturan yang tidak mudah dan memerlukan pengetahuan teknis yang mendalam. Namun, sekali pengaturan tersebut selesai dilakukan, maka Android telah siap digunakan layaknya sebuah komputer pada umumnya.
Satu hal yang perlu diperhatikan jika mentransformasi Android sebagai komputer adalah, sistem operasi atau aplikasi desktop yang didukung, secara alami hanyalah sistem operasi yang berbasiskan pada Linux seperti Ubuntu, Debian, Fedora, Alpine dan semacamnya.
Hal itu, tidak lain karena Android juga menggunakan kernel Linux sehingga sistem operasi turunan Linux, dapat berbagi sumberdaya dengan mudah melalui kernel yang telah berjalan, dan pada kasus ini adalah kernel Linux yang digunakan oleh smartphone berbasis Android.
Dengan kata lain, Android yang selama ini dikenal hanya sebagai sistem operasi smartphone dan hiburan, ternyata dapat juga digunakan sebagai sistem operasi mini PC Hybrid dengan pengaturan yang cermat, dimana langkah ini, berpotensi membuka kemampuan Android secara maksimal dan sangat memungkinkan untuk memproduktifkan smartphone lebih lama lagi meski sudah tidak mendapat pembaruan perangkat lunak resmi dari vendor.
Sedangkan untuk smartphone yang lebih tua dengan spesifikasi hardware yang lebih rendah, ternyata, masih dapat digunakan sebagai writerdeck, yaitu sebuah alat menulis untuk memproduksi artikel blog, jurnal maupun untuk menulis buku menggunakan aplikasi yang ringan semacam Obsidian Editor atau Markor Editor.
Kesimpulannya, Android, sebenarnya adalah sistem operasi yang canggih, dapat digunakan untuk berbagai hal dan menyelesaikan banyak tugas spesifik. Namun, karena selama ini para vendor merancangnya untuk fokus ke hiburan, maka potensi besar Android akhirnya terkubur dan jarang disadari oleh pengguna akhir.
Padahal, jika pengguna akhir diedukasi dengan baik tentang bagaimana cara memaksimalkan Android, pasti, akan semakin sedikit peangkat yang terbuang sia-sia. Namun konsekwesi bagi vendor smartphone adalah, penjualan tahunan beresiko merosot drastis karena smartphone yang direncanakan harus usang, ternyata masih digunakan secara cerdas.
Nah, bagaimana menurut kalian? Apakah selama ini, smartphone Android hanya digunakan sebagai alat hiburan saja? Atau, kalian sudah menggunakannya secara maksimal?
Wassalamualaikum
Artikel ini sepenuhnya ditulis menggunakan HaPlay Typopad 3000.

0 Komentar