Assalamualaikum.
Halo teman-teman, bagaimana kabarnya? Apakah masih tetap menulis sampai hari ini? Semoga saja, masih ya :-D
Ngomong-ngomong tentang menulis, pastinya tidak jauh, ya, dengan yang namanya teks editor atau pengolah kata. Nah, kalau boleh tau, apa sih, editor favorit yang kalian gunakan untuk berkarya? Dan, apa alasan kalian menggunakan editor tersebut?
Kebetulan, pada artikel ini, saya memberi judul 3 Editor Markdown Untuk Android OS, yang pas dengan rasa penasaran saya mengenai pengolah kata yang kalian gunakan untuk menulis, dan apa alasan kalian menggunakannya.
Kalau begitu, biarkan saya mengawalinya teman-teman, ya.
Jadi, saya mengidap sindrom gampang bosan, dimana, sindrom ini pernah saya sampaikan pada artikel yang lain disini. Sindrom cepat bosan ini mendorong dan memaksa saya untuk tidak menulis hanya dengan satu alat, sampai pada akhirnya, saya benar-benar memiliki banyak alat hanya untuk kebutuhan menulis yang disebut dengan writerdeck.
Writerdeck yang saya miliki tersebut menjalankan dua sistem operasi yang berbeda, yaitu Android dan PostmarketOS Linux. Namun disini, saya hanya akan berbagi pengalaman mengenai pengolah kata yang saya gunakan dengan writerdeck Android.
Saya akan berbagi mengenai tiga aplikasi pengolah kata saja, dimana, ketiga pengolah kata ini, semuanya sebenarnya sama, namun menyajikan pengalaman penggunaan yang berbeda. Dia adalah, Markor Editor, SimpleMarkdown dan Obsidian Editor.
Baiklah, saya mulai dengan Markor Editor.
Markor Editor
Markor Editor adalah sebuah editor dokumen Markdown yang ringan dan banyak fitur. Tampilannya sederhana, berbasis pada penjelajah berkas, dan mudah difahami, jadi, markor editor ini sangat ramah pengguna bahkan untuk pengguna baru sekalipun.
Markor Editor menerapkan mekanisme jendela terpisah untuk jendela mode edit dan mode baca. Sehingga penulis, bisa tetap fokus pada tulisannya dan menangani masalah typo, nanti, ketika selesai menulis.
Selain dokumen Markdown, Markor Editor juga dapat menangani jenis dokumen lainnya seperti ZimWiki, OrgMode, Teks polos, bahkan dokumen HTML meski tak tercantum secara aksplisit.
Markor Editor mendukung fitur auto-saving, jadi, ketika kita tidak sengaja menutup Markor Editor secara mendadak, kita tidak akan kehilangan kata yang telah dirangkai.
Simple Markdown
Simple Markdown ini agak unik teman-teman, ya. Ia menampilkan dua panel pada beranda utamanya, dimana satu panel berfungsi sebagai editor, sedangkan satu panel lainnya merupakan panel live-view dari apa yang kita tulis. Jadi, hasil dari tulisan yang kita ketik, langsung terlihat hasil format akhirnya dan bisa langsung dikoreksi.
Simple Markdown tidak seperti Markor Editor yang mengimplementasikan jendela terpisah antara mode membaca dengan mode menulis.
Namun tidak seperti Markor Editor yang membawa antarmuka pengelola berkas sederhana, Simple Markdown hanya menggunakan model penanganan dokumen tunggal saja tanpa fungsi pengelola dokumen tambahan.
Obsidian Editor
Yang ketiga dari teks editor favorit saya adalah, Obsidian Editor.
Obsidian Editor ini merupakan gabungan dari kedua teks editor sebelumya, dimana, Obsidian Editor menerapkan antarmuka tunggal dan pengelola dokumen seperti Markor Editor namun dengan panel tersembunyi di sisi kiri, dan juga live-preview langsung dengan menerapkan format teks, serta menampilkan gambar yang ditambahkan ketika editing. Mode live-editing seperti ini menghadirkan pengalaman mengetik layaknya menggunakan aplikasi perkantoran seperti Microsoft Office Words, LibreOffice Writer maupun Google Docs, namun dengan format dokumen Markdown yang ringan dan sederhana.
Obsidian Editor juga memberi margin kiri dan kanan pada lembar kerja, sehingga jarak baca perbaris paragraf tidak terlalu panjang yang sering menyebabkan pengguna kehilangan arah ketika mengulang bacaan saat melakukan koreksi.
Nah, itulah ketiga teks editor favorit yang saya gunakan untuk menulis, dan ketiganya, merupakan teks editor yang menangani dokumen utama yang sama, yaitu dokumen Markdown.
Bagi kalian yang belum tau mengenai dokumen Markdown, saya telah membahasnya pada artikel yang lain disini. Kalian bisa mempelajarinya untuk mengetahui, kenapa dokumen Markdown cocok digunakan oleh penulis lepas yang bekerja bebas tak terikat dengan satu software dan satu perangkat saja.
Sekarang, ayo, apa nih editor favorit kalian yang digunakan untuk merangkai kata?
Wassalamualaikum
Artikel ini ditulis sepenuhnya menggunakan HaPlay Typo Pad 3000.
0 Komentar